30 Oct 2014

Pengalaman Tinggal di Apartemen | Things I Don't Like About It


Hmm... sore gini lagi iseng lihat-lihat koleksi foto di laptop, rasanya gatel mau sharing tentang suka-duka dulu tinggal di apartemen di Jakarta. "Time flies so fast", itu bener banget lho. Ga kerasa banget dulu sempat 3 tahun rent apato di Rasuna Said Kuningan-Jakarta. Newly weds yang ga mau repot, milih hunian praktis, super fasilitas, cukup bawa koper baju aja.. hehe.. Tapi seiring waktu berjalan, mulai deh nampak plus minusnya. Here's what I felt 3 years living in apartment.


What I Don't Like:

Problem with Car Park
Jarak dari pintu tower aku ke parkiran mobilku itu kira-kira 500 langkah kaki (sampai aku hitungin saking seringnya). Foto dibawah ini aku ambil pas posisi aku di depan pintu tower dan parkiran mobilku ada di ujung sana yang ga keliatan mentoknya. Everyday.. I have go back and forth this far.. at that moment I really wished I have a garage.. buka pintu rumah langsung di depan mobil...  nikmatnyaaa! 3 years in a row I did walked back and forth... so yeah.. I have a strong and healthy foot! *Yayyy :)

Parkiran Mobil
Untuk ngakalin jarak yang begitu jauh dari parkiran ke tower, aku sampai beli kereta ini.. lumayan untuk angkut barang belanjaan.. apalagi kalo abis belanja bulanan... kebantu  banget deh sama ini kereta..

Menunggu lift di basement

Narcis dulu sesampainya diatas :)


2. Lift Everyday

Mau beli pulsa ke minimart, nunggu lift. Mau beli bakmi ayam di kantin, nunggu lift. Mau berenang di taman, nunggu lift. It's so frustating.. everyday.. all you HAVE TO DO is getting on and off of lift. Apalagi kalau rush hour, pagi dan sore.. O GOD.. udah nunggu lama-lama.. liftnya penuh dong.. iyakk silakan tunggu putaran berikutnya.. yaa kurang lebih 10 menitlah.. 



3. Charge this, Charge that

Electricity billnya 2x lipat dari rumah biasa. Terus penghuni juga dibebani biaya lampu taman, lampu lobby, lampu parkiran dll nya, semua fasilitas itu dibiayai kolektif oleh seluruh penghuni apartemen dengan charge biaya perawatan per bulan (service charge). Sudah sewa, bayar iuran juga setiap bulan. O GOD. Double-double.


4. Ribetnya Keluar-Masuk Furniture
Beli sofa atau mau ngeluarin sofa harus isi form dulu di kantor management, lalu menunggu form tersebut ditandatangi oleh pihak management. Ambil formnya, kasih ke satpam di lobby baru deh barang bisa masuk atau keluar dari apartemen. (x_x)


5. Rayap
Serangan rayap bisa terjadi serentak di satu tower, mau ngga mau, harus disemprot hama. Sebelum proses semprot otomatis peralatan makan dan memasak harus dikeluarin dari dalam kabinet dan itu repotnyaaa.. O GOD... Here's the picture..

Pest control day
Dining area in normal day

What a mess dan itu proses penyemprotan sama proses bebenah, asli lamaan proses bebenahnya.. *pecainpala -_-!! Penyemprotan ini rutin setiap 6 bulan sekali.. tanpa asisten rumahtangga, benahin sendiri.

(to be continue..)

Pulau Pari - Beautiful and Peaceful




Me at Virgin Beach

Hello beauty-beauty, mau sharing nih, awal Oktober kemarin aku dan besties ambil  One Day Tour ke Pulau Pari. Seruuu.. Indahh.. Menenangkan sekali suasananya..


Kenapa Pulau Pari?
1. Ga crowded
2. Cuma 45 menit dari Marina Ancol (secara mabok laut, ngga kuat lama-lama di kapal, hiks..)
3. Spot snorkelingnya baguuuss :)
4. Murmer hehe (kurang lebih 700rb/person, sudah include semuanya lhoo)
5. Pantainya pasir putiihh.. Lautnya biru tosca.. O GOD.. 


Dermaga Pulau Pari

My besties at Virgin Beach


Gardu Selamat Datang / Sampai Jumpa


What I Like:
1. Pantainya bersihh dan air lautnya biru tosca
2. Spot snorkeling baguuss
3. Tour guidenya sabar dan menyenangkan
4. Rumah singgahnya bersih dan cukup nyaman
5. Warga sekitarnya welcome banget


Spot Snorkeling di Bintang Rama

Me underwater.. Yihaa.. :)


What I Don't Like:


1. Ngga ada P3K di perahu snorkeling

    Kaki temenku kebeset karang pas lagi snorkeling, lumayan dalem lukanya, aku ga sempet dokumentasi  
    karena panik dan memang ga bawa kamera sendiri, dokumentasi pakai kamera Tour Guidenya. Jadilah
    kita panik dan buru-buru untuk kembali ke Main Island, disanapun diobatin seadanya saja. Beli betadine
    dan plester. Memang sih basisnya Pulau Pari bukan resort, tapi sebagai wisatawan tentu kita
    mengharapkan keamanan selama berlibur disana. At least si Travel Agent / Tour Guide yang inisiative
    untuk menyediakan P3K nya ya?!

2. Jam Kepulangan Kapal Yang Terlalu Cepat
    Berangkat dari Marina-Ancol jam 8, Tiba di Pulau Pari jam 9 kurang 15 menit. Kita langsung menuju
    rumah singgahnya yang cuma 3 menit jalan kaki dari dermaga.

Jalan kaki menuju Rumah Singgah

    Sesampainya disana kita ganti pakaian dan siap-siap untuk snorkeling. Selesai snorkeling dan sempat
    mampir di Pulau Tikus juga, lalu sampai di Main Island sudah jam 12 and then kita menuju rumah singgah
    untuk mandi dan ganti pakaian. Lalu kita makan siang di Rumah Singgah itu.

Pantai di Pulau Tikus

Celebrate Our Friendship

    Disediain makan siang sama Travel nya karena sudah masuk dalam paket.. not bad.. Ikan bakar dan
    sayur asem, lengkap sama kerupuk dan sambal mentah.. Uh La la *ngeces . Then jam 13.30 menuju  
    Virgin Beach, lalu jam 14.30 sudah bertengger di dermaga menunggu kedatangan kapal. Hiks... Aku
    berharapnya kita bisa depart dari Pulau Pari itu jam 17 lah. Jadi ngga terlalu rush rush rush gitu.


But overall, aku mau untuk balik lagi kesanaa.... Oia aku dan teman-teman kemarin kesana bawa bekal juga lho.. temenku ada yang bawa cool box beserta minuman-minuman dingin.. itu membantu banget saat lagi snorkeling.. di tengah laut begitu, ada cool box dan minuman dingin itu SURGAAA... hehehe.. Ada juga yang bawa mie goreng pakai nugget, bawa pizza juga.. wuahh... ini harusnya judulnya.. "Makan-makan di Pulau Pari" yaa.. hehehe..

 

29 Oct 2014

Toilet di Jepang

Hello beauty, awal tahun ini aku and hubby and my besties travelled to Tokyo. It's a dream came true, bisa jalan-jalan sama orang-orang kesayangan. Sampai ada pepatah "It's not the place that matter, it's the people". 

Ini kali kedua aku visit Tokyo dan aku masih aja terkagum-kagum sama kebersihan fasilitas umum di negeri sakura ini. O God.. toiletnya ga dimana-mana bersiiiihhh.. *ga lebay ini asli

Shibuya Cross (picture from my pocket camera)

Me and my besties at Hachiko Statue
Narcis dulu sebentar di depan patung Hachiko. Hiks.. sempat sedih juga lihat si Hachiko, anjing memang makhluk paling setia yang ada di bumi ini. That's why I love them! :)

Shibuya Cross (foto ambil di net)
Stasiun Shibuya itu the busiest station in Japan. O GOD. Mau jalan aja susahnya minta ampun..rame banget lho manusianya, untuk ukuran manusia seramai itu toilet umum segini lumayan bersihlah. Nothing fancy just clean enough. Coba aja bandingkan sama toilet umum di Stasiun di Jakarta. *ngebayangin aja males banget deh (x_x)

Toilet di St. Shibuya

Nah kalau yang dibawah ini toilet di salah satu Seven Eleven di Prefecture Mishima, kota kecil tempat Hubby kuliah dulu. Aku sampe terheran-heran sama kebersihannya. Pas di dalam toilet, langsung dong kebayang toilet Seven Eleven di Jakarta. x_x!


Toilet di Seven Eleven di Kota Mishima

Toilet di Seven Eleven di Kota Mishima

Kebersihan fasum yang hampir merata di seluruh penjuru Tokyo ini tentu bukan pekerjaan satu dua tahun saja. Setau aku (salah satu info dari Blog catatan si uchie ) kebiasaan menjaga kebersihan dan ketertiban di lingkungan sekitar itu memang telah ditanamkan sejak usia dini. Kurikulum pendidikan dasar di Japan lebih menekankan pada bagaimana cara bersikap dalam kehidupan sehari-hari. Jadi tidak heran melihat betapa bersihnya negara ini, hampir semua masyarakatnya sudah terbiasa hidup bersih dan teratur. *salut untuk negeri sakura :)

Ayo dong Indonesiaku, tanamkan kebiasaan hidup bersih dan teratur sejak dini. Hmmm.. Bapak Menteri Pendidikan sebaiknya menerapkan kurikulum Jepang yang satu ini di Indonesia. Hasilnya akan menciptakan generasi muda yang sadar kebersihan dan ketertiban.. Ayo Indonesia!! Ganbatte! :)


Bad Parenting Offended Me

Hello beauty.. sekalian lama ga ngepost.. enjoying days being a home-maker.. hehe..

Posting kali ini aku mau bahas Bagaimana Tersinggungnya Aku dengan Bad Parenting.. Yup.. As I grow old and meet many people I realize.. "everybody can be a parent BUT no everybody can role as a parent"..

As a woman who struggle with infertility, I feel upset setiap kali melihat ada seorang anak yang disia-siakan sama orangtuanya.Jujur, sakitnya nancep ke hati. Mereka yang sudah dikarunia seorang anak kok bisa ga mensyukuri nikmat Tuhan itu? Sementara ratusan wanita di luar sana, berjuang sepenuh hati dan usaha mereka hanya untuk mendapatkan satu orang anak. Come on!!

I really against domestic abused, apapun bentuknya. Pengabaian kebutuhan anak juga bisa dibilang domestic abused. Orangtua yang dengan sadarnya tidak memenuhi kebutuhan anak adalah orangtua yang abusive.

Pernah nemuin seorang Mama yang males ngurusin anaknya sendiri. Jam makan si baby berantakan, sesuai sama laparnya perut si Mama aja. O GOD. 
Ada lagi, seorang Mama yang lebih senang habiskan waktunya di luar rumah sama teman-temannya ketimbang ngurusin anak di rumah. -_-!

I was like.. "ARE YOU FUCKIN KIDDING MEH? You are a mother! You're supposed to nurturing and mentoring your own child..".

I feel insulted! Offended! Why would God allow them to have a baby? This is insulting... -__-

"I don't care how old are you or what your circumstances are when you become a Mother, step the fuck off and PUT YOUR CHILD FIRST!"